Masalah Gigi Bungsu (Wisdom Tooth)

Ada info menarik terkait dengan gigi bungsu. Mari dibaca. :D




Gigi bungsu adalah gigi geraham yang tumbuh paling ahir dari gigi-gigi lainnya. Gigi bungsu mulai tumbuh pada masa akhir remaja di mulai umur 17 tahun. Kemunculannya tak terduga yang bisa menyebabkan infeksi pada gusi dan kerusakan pada gigi. Meskipun di sebut gigi bungsu namun dalam kenyataannya sama saja dengan gigi geraham yang lain yang juga tumbuh di bagian belakang rahang anda.

Ada kesalahpahaman sedikit bahwa kehadiran gigi bungsu menyebabkan gigi Anda yang lain harus terdorong dan menjadi bengkok, namun dalam sebuah studi belum meyakinkan bahwa hal ini menjadi penyebab salah satu kasus dalam pertumbuhan gigi bungsu Anda.

Gigi bungsu dapat menyebabkan berbagai masalah, dari gangguan rasa sakit sampai gangguan gigi yang serius. Terkadang harus dilakukan pembedahan untuk mengatasinya.
Umumnya orang memiliki empat gigi bungsu, satu di setiap sudut mulut. Gigi bungsu adalah gigi terakhir tumbuh. Gigi ini tumbuh antara usia 17 dan 25 tahun, gigi bungsu sering tidak dapat muncul normal atau terperangkap di dalam rahang.
Jumlah gigi manusia dewasa sesungguhnya adalah 32 buah, gigi geraham ketiga dari setiap kwadran rahang manusia, sering di sebut dengan istilah gigi bungsu. Semua geraham ketiga merupakan gigi bungsu, namun tidak semua gigi terakhir merupakan gigi bungsu, loh… Nah, yang dimaksud dengan gigi bungsu kali ini ialah gigi geraham ketiga.

Gigi bungsu sering sekali tumbuh tidak sempurna (miring, tidur, terbalik) atau tidak tumbuh sama sekali karena tertanam di tulang rahang kita. Gigi bungsu yang tumbuh tidak sempurna atau dalam istilah kedokteran giginya di sebut sebagai gigi bungsu impaksi, seringsekali menimbulkan gangguan. Gangguan akibat gigi bungsu impaksi, antara lain ialah infeksi sekitar mahkota gigi (pericoronitis), sakit kepala, sakit pada telinga (tinitus), parestesi pada rahang, bahkan gangguan sendi rahang (Temporo Mandibular Joint Disorder), dll, yang dapat mengganggu kualitas hidup manusia.

Gigi bungsu ini erupsi pada seseorang yang berusia sekitar 16-25 tahun. Idealnya di lakukan screening pada seseorang pada rentang usia tersebut untuk mengetahui posisi gigi bungsunya apakah dapat tumbuh normal atau impaksi. Screening sederhana bisa di lakukan dengan menggunakan Ronsen Panoramik. Apabila di ketahui gigi tersebut memang impaksi, maka sebaiknya di lakukan operasi gigi bungsu yang lazim disebut dengan Odontektomi.

Tindakan Odontektomi paling ideal dilakukan pada usia tersebut di atas, karena semakin tua usia seseorang, maka komplikasi yang ditimbulkan dari tindakan Odontektomi semakin banyak. Bahkan untuk manula perlu di pertimbangkan besar antara “risk and benefit” dari pengambilan gigi bungsu yang impaksi itu.

Sumber: Dental Cooperation Indonesia

The POWER of SURRENDER

Pas ke Ibnu Sina seminggu yang lalu, aku nemu "Rasah Cangkeman" (RAngkuman Soal dAn pembaHasan CAtatan aNaG KEdokteran beriMAN). Di dalamnya ada sebuah artikel, berikut ini artikelnya:

The POWER of SURRENDER
Bagaimana menyadarkan orang KOMA dengan kekuatan DOA.
Fahmy 'Arafat Daulay

Saya adalah seorang terapist. Waktu itu, Jumat 26 Mei 2007 ba'da Jumat, saya mendadak dipanggil teman saya ke sebuah RS di dekat daerah Brayan, Medan.  Saya sebenarnya udah males banget karena badan saya lagi gak enak beneran. Perut saya mules terus dari pagi. Tapi karena permintaan teman, jadi mau nggak mau saya penuhi juga. Hhehe.

Rupa-rupanya saya dibawa ke ruang IGD dan pasien yang mau diobatin itu ternyata sedang KOMA..!! Ya jelas saya terkejut karena selama ini belum pernah dapet, kasus yang se-ekstrim ini. Tapi ya namanya terapis dan orangnya udah minta tolong banget ya saya harus tetap usahakan. Pasiennya adalah seorang bayi kira-kira berumur 3 tahunan. Dia koma sudah 4 hari. Keluarga sudah habis usaha. Dan sepertinya sudah pasrah apapun yang terjadi. Saya juga agak ngeri laa.. Selain karena baru pertama kali nanganin kasus berat kayak gini, resiko dituduh malpraktik kalo tu anak malah meninggal ketika saya lagi ngobatin sia juga terbayang-bayang di pikiran saya.. hiiy.

Tapi...
Saya tetap PD aja karena saya yakin semuanya sudah digariskan oleh Nya. Dengan keyakinan seperti itu saya mengatakan pada keluarganya terutama pada ibunya yang terus saja menangis, supaya apapun yang terjadi dia harus ikhlas menerimanya baik anaknya selamat atau tidak. Saya juga mengatakan bahwa saya akan berusaha yang terbaik sebisa saya dan menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah semata. Sepertinya keluarganya memahami apa yang saya ucapkan, sementara itu saya langsung berpikir tentang cara menangani si pasien koma ini.

Saya tak diperbolehkan masuk oleh perawat, jadi saya gak bisa sama sekali menyentuh anak itu. Waduh, jadi gimana ya cara ngobatin ni anak?
Ting..!!
Terbesit suatu ide..
Yaitu memberikan air doa saja. Saya kan ga boleh masuk dan menyentuh itu anak nih ceritanya. Jadi ya suruh aja ntar keluarganya yang mengoleskan air yang sudah saya doain. Saya juga gak terlalu yakin dengan keampuhan doa saya karena saya juga habis akal menghadapi kasus ini.
Ya sudah..tinggal doain aja. Perkara tu anak sembuh or not itu kan urusan yang di atas bukan urusan saya.. Iya kan..?? Kalo berhasil alhamdulillah.. Kalo gak ya juga ga masalah.. Toh saya kan cuma berusaha dalam doa semampu saya (pasrah abis..)

Saya lalu meminta sebotol air lalu berdoa seperti ini:
"Ya Allah.. mohon berikanlah yang terbaik buat anak yang koma ini (saya menyebut namanya), jika masih masanya dia hidup maka sembuhkanlah dia secepat mungkin.. Jika memang sudah masanya dia kembali pada Mu maka permudahlah ajalnya.. Berikanlah  yang terbaik.. Berikanlah yang terbaik.. Berikanlah yang terbaik". Saya baca sekhusyu' yang saya bisa.

Apa yang terjadi..??

Sebagaimana Anda tahu bahwa saya berada si luar ruangan bersama anggota-anggota keluarganya. Tambah lagi saya gak boleh masuk dan si anak sudah koma selama 4 hari. Saking gawatnya, banyak juga anggota keluarga yang menginap dan tidur di lantai RS. Saya juga udah pasrah aja, apapun yang terjadi.

Begitu saya selesai berdoa, eh..tiba-tiba si anak yang koma itu sadar.. dan memanggil-manggil ibunya. Sang ibu pun dengan penuh air mata kebahagiaan pun segera berlari mendatangi anaknya. Pihak keluarga pun jadi heboh dan sangat heran termasuk saya. Kog langsung sadar? Gimana ceritanya? Padahal itu air belum lagi dioleskan ke tubuh ya kan..??

Keluarga pun langsung mengurus kepulangan anak itu dan saya pun agak 'terlupakan' hhehe.. Tapi gak masalah kog. Yang penting dia udah sembuh dan sehat seperti sedia kala. Kabar terakhir yang saya dengar anak itu udah sehat dan bisa beraktivitas dengan normal.

Yang masih membuat saya bingung adalah kenapa bisa berhasil ya tu doa? Padahal kan saya buka orang yang sangat sholeh? Karena yang saya tau kejadian SPONTANEOUS HEALING seperti itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang dalam sejarah dikenal memiliki kematangan spiritual atau kesaktian yang tinggi sedangkan saya..?? Wah, jauh banget..!!

Setelah membaca buku-buku tentang doa, kekuatan pikiran dan yang sejenisnya barulah saya tahu bahwa tanpa sadar saya sudah ke zona ikhlas atau kondisi gelombang alpha yang sangat dalam di mana jika kita menginginkan (mengafirmasikan) sesuatu dalam zona atau gelombang otak ini maka seketika akan langsung terjadi atau minimal sangat cepat hadir dalam realitas kehidupan kita.

Ooo.. Pantesan..

Disebutkan bahwa tidak mesti jadi orang yang sangat alim baru doa kita terkabul. Yang penting adalah kita berdoa sepenuh jiwa dan mengikhlaskan keinginan kita itu serta berharap yang terbaik dari Nya maka jawaban dari doa biasanya adalah yang paling pas untuk kondisi kita. Dan yang paling aneh dari doa adalah, makin kita gak terikat dengan hasil dari doa tadi (berhasil ya alhamdulillah kalo nggak ya juga gak masalah..) maka biasanya lebih cepat terkabul. Kalo dipaksain segera dapet malahan gak dapet-dapet hhehe..

Aneh kan..??

Yang penting untuk diambil dari pengalaman saya tadi adalah apapun situasi dan kondisi yang Anda hadapi, BERDOALAH..
Kita gak akan pernah tau apa yang terjadi..
Entah itu baik atau buruk yang penting jika kita selalu berdoa dan selalu menutupnya denga kata-kata "berilah yang terbaik bagi diriku dan semua yang terlibat" maka semua yang terjadi adalah jawaban yang terindah dari doa yang kita panjatkan kepada Nya.

Selamat BERDOA..
---------###---------

Kadang kita juga harus belajar dari pengalaman orang lain karena tidak akan cukup waktu kita untuk melakukan semua pengalaman yang ada..

Oiya, 2 hari yang lalu katanya ada dokter mogok dalam sehari, hal itu merupakan salah satu respon dari kasus dokter yang dituduh malpraktek.. Beritanya ada di internet, googling sendiri ya.. hhhehe.. :D

Sabar dan Syukur

#SABAR

Sabar adalah anugerah. Sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah.

Rasulullah bersabda, “Tidaklah ada suatu musibah yang menimpa seorang muslim melainkan Allah akan menghapuskan dosa dengannya sampai pun duri yang menusuk badannya.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Rasulullah bersabda, “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba maka Allah akan menyegerakan hukuman baginya di dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka Allah akan menunda hukuman atas dosanya itu sampai pada hari kiamat nanti hukuman itu baru akan ditunaikan.” HR. Tirmidzi, disahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ [308]

#SYUKUR

Allah berfirman, yang artinya, “Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam keadaan kalian tidak mengetahui apa-apa, dan Allah menciptakan untuk kalian pendengaran, penglihatan, dan hati mudah-mudahan kalian bersyukur (kepada-Nya).” [QS. an-Nahl : 78].

Berdoalah untuk bisa bersyukur kepada-Nya, Mu’adz bin Jabal -radhiyallahu’anhu- menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang tangannya seraya mengucapkan, “Hai Mu’adz, demi Allah sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu hai Mu’adz, jangan kamu tinggalkan bacaan setiap kali di akhir sholat hendaknya kamu berdoa, ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu).” HR. Abu Dawud, disahihkan al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abi Dawud [1522]



Merah Jambu

"Sungguh indah ikatan suci antara dua orang insan yang pasrah untuk saling berjanji setia menemani mengayuh biduk mengarungi lautan kehidupan. Dari ikatan suci ini dibangun keluarga bahagia, yang dipimpin oleh seorang suami yang shalih dan dimotori oleh seorang istri yang shalihah. Mereka mengerti hak-hak dan kewajiban mereka terhadap pasangannya, dan mereka pun memahami hak dan kewajiban mereka kepada Allah Ta’ala. Kemudian lahir dari mereka berdua anak-anak yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Cinta dan kasih sayang pun tumbuh subur di dalamnya. Rahmat dan berkah Allah pun terlimpah kepada mereka. Inilah keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, samara kata orang. Inilah model keluarga yang diidamkan oleh setiap muslim tentunya."
 
Sumber cuplikan artikel di atas, dari At Tauhid edisi V/20, oleh Yulian Purnama dengan judul “Kiat-KiatMenuju Pelaminan

Pada zaman sekarang ini banyak manusia yang masih sering galau terutama masalah yang terkait dengan virus merah jambu (termasuk aku, dulu juga masih sering galau.. tapi itu dulu, Alhamdulillah, sekarang tidak lagi, hhehe). Hal tersebut sebenarnya tidak perlu dirisaukan (dibuat galau). Semua sudah ada jalannya masing-masing, semua sudah diatur oleh Allah SWT. Yang penting kita harus selalu berusaha, berdo’a, dan tawakkal.

Berbenah Diri Untuk Mendapatkan Yang Terbaik,
(Karena teman hidup yang kita dapatkan biasanya adalah cerminan dari diri kita)
Allah berfirman, yang artinya: “Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula” [QS. An Nur: 26].

Bekali Diri Dengan Ilmu,
Allah berfirman, yang artinya: “Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” [QS. Al Mujadalah: 11].

Semoga kita semua selalu diberikan yang terbaik oleh Allah SWT…
Aamiin… :)

Gigi (4)

Sebelum berangkat Jogja, aku sama ibukku ngurus gigiku di bu drg Mon di Kudus. Habis nambal ini, nambal itu, lalu nambal ini.. #walah.. Hal itu untuk mengantisipasi ketika pas di Jogja biar tenang nggak sakit gigi lagi.. hhehe.. Kebetulan ada satu gigi lagi yang sakit (udah 2 kali tambal dan lepas). Dan bu drg nya bilang kalo misal ditambal itu masih bisa. Yaudah, akhirnya ditambal. Setelah itu, malah ibunya tanya "kenapa kog sering nambalin gigi?" Terus ku jawab, "Mahasiswa baru dok, mau berangkat ke Jogja". Dijawab ibunya, "Oalah, di Jogja juga banyak dokter kog. Tenang saja".

Cerita diskip-skip. Sampailah di semester 3. Nah, pas pulang kuliah aku makan, dan ternyata tambalan gigiku yang itu ilang separo. Awalnya biasa-biasa aja. Tapi lama kelamaan sakit banget (pas itu mau UTS). Wah gawaaaaat, jadi ceritanya aku sakit gigi (lagi). Setelah telepon orang rumah, katanya langsung periksain aja mumpung belum UTS. Nah, masalahnya ini aku di Jogja dan belum tau drg yang recommended itu di mana. Maunya kucabut aja (aku mikir kalo ditambal malah percuma). Aku tanya-tanya sama Naily. Katanya "ke RSGM aja per, bisa pilih sama dokter, koas, atau resident".. Aku milihnya koas yang lebih murah, dan supaya membantu kakak-kakak koasnya dapat point juga, hhehe.. Waktu itu mendadak banget. aku harus nyembuhin gigiku sebelum UTS menghadang. Aku juga dikasih 2 CP koas kenalannya Naily. Katanya bisa janjian dulu. Tapi aku nggak janjian dulu, kalo janjian malah kayaknya ribet, hhehe. Katanya Sabtu RSGM buka, yaudah deh aku ke sana. Tapi ternyata kata mbak-mbak pendaftarannya, yang koas hari sabtu libur. Aku memilih mempertahankan gigiku (nggak jadi cabut gigi), yang penting sudah dibekali ibu dari rumah obat buat gigi. Alhamdulillah berangsur-angsur hilang sakitnya dan bisa melalui UTS dengan lancar. Habis UTS aku mau ke RSGM (lagi) buat cabut gigi, untuk mengantisipasi terganggunya UAS.

Langsung aku ke pendaftaran, ke ruang tunggu, dipanggil, masuk ke ruang 1, ketemu bapak-bapak (sepertinya itu dokter). Aku langsung bilang mau cabut gigi. Terus bapaknya bilang, kalo udah dicabut harus segera dibuatkan gigi tiruan karena dalam jangka waktu 5 tahun gigi atasnya perlahan akan jatoh (ngeri nggak tuh?). Wah, kog gitu. Malah jadi galau --". Tapi aku memutuskan untuk dicabut aja, karena kalo tambal perawatannya lebih mahal. Lalu, aku ke lantai tiga. Ruang bedah mulut *kayaknya*. Di sana, koas yang cabut gigiku. Awalnya aku takut, karena udah lama aku nggak cabut gigi. Kata mas nya, InsyaAllah baik-baik saja kalo nyabutnya sesuai prosedur. Okee. Alhamdullah, gigiku sudah dicabut dan berjalan dengan lancar.. :) 

Aku paling cepet selesainya. Pasien bapak-bapak yang dibelakangku lama banget cabutnya. Ternyata kata masnya, bapaknya cabut dua gigi (wah, ngeri banget.. --"). Oh, pantesan sampai mas-mas koas yang menangani pasien bapak-bapak itu sempet-sempetnya goyang caisar di belakangnya, *aku liat* hhehe.. Oiya, dulu kan Mas-nya nawarin gigi cabutannya mau dibawa pulang apa nggak. Tapi malah ketinggalan. Yasudah tak apa..

Selanjutnya: Gigi (5)

Gigi (3)


Mengingat cita-cita ku untuk jadi dokter gigi memang nggak mungkin kesampaian (yaiyalah, kan emang sekarang nggak ambil KG). Dikarenakan kondisi gigi sendiri yang kayak gitu dan biaya. Yasudah tidak apa-apa, hhehe.

Waktu SMA pas SNMPTN Undangan ada temenku yang mau ambil KG. Namanya Naily (wah, dia orangnya baik banget. Biasanya kalo ujian dia di belakangku atau nggak ya di depanku *yaiyalah urut absen* hhehe). Sebenernya dari sekolahku banyak yang undangannya ambil KG. Dia sempat cemas kalo nggak ketrima (dulu aku dan nai satu les-lesan, jadi dia banyak cerita-cerita dan tanya-tanya pendapat). Tapi tekatnya sangat kuat, akhirnya dia tetep ambil KG. Dukungan penuh dariku, yeaah..!! hhehe..

Sampailah waktu pengumuman undangan (waktu itu bertepatan pengumuman kelulusan, banyak teman-temanku yang ke sekolah, tapi aku online di rumah saja nunggu timer di web SNMPTN habis, saat itu memang masa-masa cemas, galau, prihatin). Pengumuman untukku alhamdulillah. Aku lalu sms Naily, dan ternyata ketrima KG. Wah, aku seneng bangettt. Akhirnya, kita pun satu universitas (tapi nggak satu kampus, tapi kalo naik sepeda ke mipa selatan aku selalu lewat masuk FKG kog, tapi gak ketemu Naily, pernah ketemu tapi malah di toko Bali). Alhamdulillah.. Waktu mau ngurus ke Jogja, aku nggak ada yang nganter. Jadi aku ke sana bareng Naily, nginep di tempat mbahnya Naily juga. Wah, makasih banget.. :)

Selanjutnya: Gigi (4)

Gigi (2)

Waktu masih punya gigi susu, cabut gigi ya langsung aja ditarik gigi nya. Biasanya dibantu ibuk dicabut pake handuk. hhehe.. Rasanya belum pernah merasakan punya gigi susu yang bagus. Sepertinya pas balita aja gigiku udah rempong (ompong maksudnya). Gigi susu cepet banget berganti ke gigi dewasa. Pas SD aja gigi dewasaku sudah pada tumbuh, padahal temen-temen yang lain masih punya gigi susu. Punyaku cepat copot dan cepat pula tumbuh.

Pernah dulu waktu SD pulang sekolah, pas makan siang tiba-tiba gigi ku langsung senut-senut bangett.. Ya sudah, jadinya langsung stop makan nya. Ku biarin lama-lama malah makin senut-senut, nggak kuat, bikin pusing di kepala. Dibuat ngapa-ngapain masih saja nggak ilang-ilang (dulu aku belum tahu kalo sakit gigi itu bisa fatal akibatnya karena nyambung nya ke syaraf). Seumur-umur baru kali itu gigiku se-sakit itu. Sampai-sampai aku setuju dengan lagu "Sakit Gigi"-nya Megy Z.

Setelah di drg, aku lihat mbak-mbak yang juga sedang berobat. Kira-kira mbak itu kelas SMA. Mbak itu mengeluarkan hasil rontgen. Dan ternyata mbak nya mau opersi. Wah, aku jadi membayangkan bagaimana nasib gigiku ketika aku mencapai umur seumuran mbaknya... Sempat berpikiran, SMA aku udah nggak punya gigi (Alhamdulillah, aku telah melalui masa-masa SMA yang bergigi.. hhehe). Karena takut gigi rusak, semakin rajin aku sikat gigi.. Ada pula tetanggaku anak kecil punya gigi bagus, putih, kuat banget, dan bisa gigit apa pun, buka plastik, makan apel. Nah, kalo aku sih nggak berani..

Jadi, bagi adik-adik yang masih kecil, mumpung masih kecil rawatlah gigimu sebaik mungkin. Misal:
  • Sikat gigi sesudah makan
  • Sikat gigi sebelum tidur
  • Jangan makan makanan panas dingin secara bergantian
Oiya, dulu pak drg juga pernah bilang lagu "bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi", seharusnya liriknya diganti.. (y)

Selanjutnya: Gigi (3)

Gigi (1)

Nah, (buatku) kalo bicara soal gigi emang nggak ada habisnya. Cukup berpengalaman kalo tentang gigi (sakit gigi maksudnya). Dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan pas udah jadi mahasiswa sekali pun masih saja berurusan dengan orang yang bergelar drg. Enggak tahu kenapa. Padahal ya, aku nggak sering makan permen. Pasti dulu sering dibilang begini "wah, adek suka makan permen ya?" padahal enggak. Saking seringnya sakit gigi, sampai-sampai tanganku pernah dicubit pak drg Zul (dicubitnya sakit). --". Biasanya aku ke drg sama ibuk naik becak, atau nggak ya diantar bapak. Waktu kecil aku mikirnya gini, antrian drg sangat buanyak, makanya harus berangkat gasik (kayak sekolah aja --"). Dan saking bosennya ke drg, aku pengen ngobatin gigiku sendiri. Aku bercita-cita jadi dokter gigi.

Selanjutnya: Gigi (2)

AkuAmbilProdiStats

Tulisan ini dibuat udah lama, tapi baru posting sekarang.. Silakan kalo mau baca.. :D
kombinasi Photoshop CC dan Inkscape
Alhamdulillah, setelah lulus SMA aku ada peluang lanjut kuliah. Hal-hal yang biasanya dialami murid-murid waktu itu adalah bingung milih jurusan kuliah. Dan itu aku juga mengalaminya. Aku sempet galau panjang sampai-sampai nge-list jurusan-jurusan yang mungkin ada peluang untuk aku masuki dengan kemampuanku yang biasa saja. Mulai dari akreditasi, kuota penerimaan, passing grade, dan saingan, semuanya aku pikir-pikir matang dan sambil diskusi sama ibuk ku. Berbagai usaha aku jalani untuk dapat petunjuk namun belum dapat. 

Sudah banyak alumni-alumni SMASA yang sosialisasi kampusnya ke sekolah. Yang pertama adalah ITB, kedua IPB, lalu UGM *kalo ndak salah*, UNDIP, Unnes, UNS, dll. Walaupun aku selalu ikut sosialisasi tapi itu rasanya nggak ngefek. Aku selalu berpikir bahwa jurusan-jurusan tersebut itu terlalu ketinggian buatku. Sebenernya aku sukanya koleksi stiker-stiker yang dibagikan kakak-kakak alumni *lha, malah stiker*. Kadang malah rebutan. Parah *padahal cuma stiker*. Semua stiker yang dibagikan dari masing-masing kampus aku punya, kecuali stikernya UGM. Pas itu sosialisasinya di aula. Karena stikernya warna-warni jadi banyak yang rebutan. Aku juga ikut rebutan. Tapi nggak dapet. Sedikit tragis memang. Saking pengennya dapet stiker, aku sempet berpikiran “wah, besok aku sendiri yang ambil stikernya di UGM”.  Hhehe. Waktu sekolah aku masih usaha cari-cari stiker, sampai aku tanya sama Akhlis *maniak stiker dan biasanya selalu dapat*, dan ternyata dia punya stiker dari UGM. Aku minta deh, dan dikasih. Tapi tulisannya “Geology” tok. Ya sudah ndak papa, yang penting stiker. Hhehe #gubrak. Setelah banyak stiker yang terkumpul, aku menempelkannya di tatakan yang buat ujian (sekarang pun aku masih pake tatakan itu pas UTS/UAS di kuliah). Supaya semangat. :D

Setelah dibaca-baca ternyata kelamaan ya aku bahas stikernya. Hhehe. Oke, setelah itu aku pun masih bingung ambil jurusan apa. Padahal teman-temanku pada sudah punya pilihan. Ada yang ambil KU, pend. Inggris, matematika, Fisika, Statistika, dll. Parah memang. Waktunya udah mepet tapi aku masih bingung. Sampai akhirnya ada seseorang yang masuk rumah sakit. Karena itu aku sadar, pasti seseorang itu “mbateg” aku, sampai-sampai beliau sakit. Lalu segera buat deadline untuk milih jurusan. Tepat hari deadline, aku telepon beliau yang masih di RS dan berkata “aku jadinya ambil statistika, gimana..??” dan dengan segenap kepasrahan akhirnya fix cuma pilih satu pilihan, “Statistika”. Keesokan harinya setelah dipikir-pikir lagi, ternyata temenku ada yang mau ambil statistika yaitu Amel. Dulu di sekolah memang ada kabar tentang peluang masuk bla bla bla gitu. Pas praktikum TIK aku bilang ke Amel yang kebetulan satu komputer sama aku. “Mel, aku kog pengen ambil statistika yo..??”, “Aku yo jeh galau per, pengen milih statistika tah ilkomp. Iki aku yo jeh mikir-mikir meneh kok Per” (kurang lebih kayak gitu, udah lama soalnya). Jadinya pas pendaftaran aku pilih statistika dan Amel pilih ilkomp. (ceritanya di skip skip skip). Alhamdulillah, akhirnya kami satu kampus, yaitu di FMIPA. Hhehe. :D

Tibalah saatnya kuliah dengan prodi Statistika (itu jurusan matematika dan mau gak mau harus ambil kalkulus I, II, multivariable I, lanjut, dll). Awal-awal aku googling tentang statistika dan dapet ini. “Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Berdasar pengertian tersebut mulailah saya paham bahwa statistika memiliki prospek kerja yang sangat luas karena hampir semua bidang membutuhkan seorang stastisi. Mulai dari lingkup pemerintahan sampai perusahaan-perusahaan, semuanya membutuhkan seseorang ntuk mengolah dan menganalisis data sehingga dapat diambil keputusan yang memiliki resiko kesalahan sekecil-kecilnya”. Rasanya tidak menyesal. Alhamdulillah..

Nah, lalu kemudian aku dapet artikel di sini yang berbunyi seperti ini. “Emang sih, saya suka banget angka, tapi kenapa Statistika. Gelo! Ternyata kuliahnya angka semua. Bahkan ya… di Statistika itu ada pelajaran Teori Statistika. Ini adalah pelajaran teori nya di jurusan Statistika. Isinya, angka semua. Malah angka-angkanya paling menyeramkan dibandingkan mata kuliah lainnya. Bayangkan di teori statistika ada angka yang bergaul dengan cacing-cacing liar dan simbol-simbol Yunani aneh: Phi, Epsilon, Sigma, Tau, Alpha, Beta, Gamma dan teman-temannya. Mungkin huruf Yunani semua ada di pelajaran itu. Menyeramkan! Di mata kuliah itu dibahas bagaimana teorinya menghitung nilai tengah dan ragam (varian) jika data itu menyebar normal. Beda lagi kalau sebaran datanya Poisson, Chi-Square atau Uniform. Terus diliat juga hubungan-hubungan antara sebaran. Bisakah dilakukan transformasi data biar data normal jadi Chi-Square? Dan sejenisnya. Serem banget nih mata kuliah”. Awalnya tulisan itu membuatku galau. Tapi ending dari cerita di blog tersebut nggak galau. :D

Pada awal-awal masuk kuliah, sesuatu yang berbau statistika sangat kuat mengalir. Salah satunya pas pertemuan AAI. Kebetulan pemandu AAI ku mbak Alifah yang juga prodi statistika. Dalam sesi sharing AAI, beliau sempat bilang. “prodi yg paling religius itu statistika, krn kt mempelajari ttg ke-error-an segala hal.. itu menyadarkan kita bhwa sgala sesuatu d dunia ini tdk ada yg sempurna, kecuali Allah semata”. Dari kalimat tersebut dapat diambil fakta bahwa di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. Semuanya pasti ada kesalahannya (error/residu) walaupun sedikit. Dan tidak ada pula manusia yang luput dari dosa (error/residu). Hanyalah Allah SWT yang Maha Sempurna.. Subhanallah..

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui." [QS:Al-Baqarah:216]
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan”.  [QS:Al Insyiraah:5-6]
“Kelak Allah akan memberikan kemudahan sesudah kesulitan.” [QS:Ath-Thalaq:7]
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” [QS:Al-Baqarah:286]
Rasulullah bersabda, “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim) 
Jadi, buat kalian yang merasa salah jurusan atau tersesat/nyasar ke Statistika, janganlah khawatir. Karena kalian telah tersesat di jalan yang benar. #eaa :D 

Apapun jurusannya, tekunilah. InsyaAllah barokah. Aamiin..
Mohon maaf jika ada kesalahan, baik disengaja maupun tidak.. :)

Oiya, itu cerita emang judulnya aku buat kayak gitu aja. Nggak ku kasih judul “Statistika”, takutnya cepet ter-indeks oleh Google.. (pede amat, hehe)