Ayo kita sama-sama belajar. Ini aku dapat dari berbagai sumber. Mari dibaca:
Qiyamul lail merupakan amalan utama, lebih utama daripada shalat sunnah di siang hari karena di waktu sepi kita akan lebih ikhlas kepada Allah dan karena beratnya meninggalkan tidur, serta kelezatan bermunajat kepada Allah azza wajalla terutama pada kemuliaan 1/3 akhir malam. Maka berusaha menjadikan qiyamullail kebiasaan dan kebutuhan pokok kita. Sebagaimana betapa butuhnya kita akan kasih-sayang Allah menghamba pada-Nya, maka kita buktikan dengan senantiasa menghadap pada-Nya di 1/3 akhir malam, berkesendirian dengan-Nya.
Qiyamul lail merupakan amalan utama, lebih utama daripada shalat sunnah di siang hari karena di waktu sepi kita akan lebih ikhlas kepada Allah dan karena beratnya meninggalkan tidur, serta kelezatan bermunajat kepada Allah azza wajalla terutama pada kemuliaan 1/3 akhir malam. Maka berusaha menjadikan qiyamullail kebiasaan dan kebutuhan pokok kita. Sebagaimana betapa butuhnya kita akan kasih-sayang Allah menghamba pada-Nya, maka kita buktikan dengan senantiasa menghadap pada-Nya di 1/3 akhir malam, berkesendirian dengan-Nya.
Memahami Keutamaan (atammah) Shalat Malam
Shalat
tahajjud adalah shalat yang paling utama setelah shalat wajib.
“Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan
adalah puasa bulan muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah
shalat lail” [Hadits
Riwayat. Muslim no. 1163].
“Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu
adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam)" (Muttafaqun
‘alaih).
Orang
yang menegakkan qiyamullail akan terpelihara dari gangguan setan, dan bangun di
pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat,
maka beliau menyatakan:
“Orang tersebut telah dikencingi setan di
kedua telinganya” (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan:
“Setan
mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan 3 ikatan (simpul)
ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada
orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.”
Maka apabila (ternyata) ia
bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu
simpul. Kemudian apabila
ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul
yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya.
Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia
berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih)”
(Muttafaqun ‘alaih).
Mengetahui
di malam hari itu ada 1/3 malam terakhir dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
mengabulkan doa orang yang berdoa, memberi sesuatu bagi yang memintaa, dan
mengampuni yang memohon ampun pada-Nya. Hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi bersabda:
“Allah turun ke langit dunia setiap malam pada
1/3 malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku
kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta
ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar” [HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758].
“Rabb
(Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun kelangit dunia tiap malam ketika tersisa 1/3 malam terakhir seraya
berkata: Siapa berdo´a kepada-Ku pasti
Aku kabulkan, siapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri dan siapa memohon ampun
kepada-Ku pasti Aku ampuni ia” [HR. Bukhari – Muslim].
“Posisi Rabb (Allah) yang paling dekat dengan
hambanya adalah dipenghujung malam, jika anda mampu untuk berzdikir
kepada Allah pada saat itu maka lakukanlah” [HR. At-Tirmidzi, Ibn Huzaimah
dll dengan sanad shahih].
“Pintu-pintu
langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun menyeru: "Apakah ada
orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah ada orang meminta, pasti diberi
permintaannya. Dan apakah ada orang yang sumpek (banyak problem), pasti
dihilangkan darinya. Maka tidaklah seorang muslimpun yang berdo´a saat itu
melainkan pasti Allah mengabulkannya kecuali zaniah (pelacur yang belum bertaubat) dan `Asysyaar (Seorang yang
mengambil harta manusia dengan cara bathil)” [Hadits shahih
diriwayatkan at-Tabhrani].
“Sesungguhnya, di malam hari
ada satu waktu. Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah mohon kebaikan
dunia dan akhirat di malam itu, kecuali Allah pasti mengabulkan permohonannya. Waktu tersebut ada
pada tiap-tiap malam” [HR.
Muslim No. 757].
“Rabb
kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia
berfirman: Adakah orang yang berdoa
agar Aku mengabulkan doanya?” [HR Bukhari 3/25-26].
Dalam
riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya
Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan
memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya”
Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. [Tafsir Ibnu Katsir 3/54].
Dari
Abdullah bin Amr bin Ash bahwasanya rasulullah bersabda: “Shalat yang paling dicintai Allah adalah
shalatnya nabi Daud, dan puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasanya
nabi Daud, beliau tidur separuh malam, bangung sepertiganya, tidur seperenamnya,
dan berpuasa satu dan tidak berpuasa satu hari” (muttafaq
alaih).
Menjadikan
sebab masuk surga.
Rosululloh
sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai
sekalian manusia, sebarkanlah salam,
berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dansholatlah ketika manusia
terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan
selamat” [HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al
Albani].
Menaikkan
derajat di surga.
“Sungguh di
dalam surga tedapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan
bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan bagi orang yang memberi makan, melembutkan perkataan,
mengiringi puasa Romadhan (dengan puasa sunah), menebarkan salam
dan mengerjakan sholat malam ketika manusia lain terlelap tidur” [HR. At Tirmidzi,
dihasankan oleh Al Albani].Lanjut Qiyamullail (2)

0 komentar:
Posting Komentar