Karena belum faham bacaan, makna, hikmah,
keutamaan, syarat dan rukun sholat.
Maka
jadilah "sukaaro" sholat
mabuk alias sholat tanpa rasa, tanpa pemahaman, tanpa penghayatan, tanpa
keyakinan, kosong, hampa, seakan robot jasad tanpa ruh, "alkusaala" malah terasa beban, buru
buru pengen cepat selesai, senangnya menunda nunda waktunya, gerak sholatnya
cepat seperti ayam matok. Surah dan bacaan sholat pun komat kamit.
"Janganlah kalian menegakkan sholat, sedangkan kalian dalam keadaan mabuk, sampai kalian benar-benar faham apa-apa yang kalian baca dalam sholat kalian" [QS. 4:43].
Karena tidak sadar bahwa sholat itu
adalah "Almuhadatsah bainal makhluqi
wal Khooliqi", dialog hamba kepada Kholiqnya.
"Apabila salah seorang dari kalian sholat,
sebenarnya dia sedang berkomunikasi dengan Allah" [HR. Bukhari
Muslim].
Karena sedikit kita yang paham bahwa dalam sholat tatkala membaca Alfatihah terjadi dialog hamba dengan Rabbnya.
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang
siapa membaca surat Alfatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab
oleh Allah”. Lalu Rasulullah menyampaikan, ketika seorang hamba berkata,
"Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam." Allah menjawab,
"HambaKu telah memujiKu". Seorang hamba berkata, "Yang Maha
Pengasih, lagi Maha Penyayang." Allah menjawab, "HambaKu memujiKu”. Seorang
hamba berkata, "Raja di Hari Pengadilan." Allah menjawab,
"HambaKu mengagungkan diriKu. HambaKu berserah diri kepadaKu."
Seorang hamba berkata, "Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya
kepadaMu kami memohon pertolongan." Allah menjawab, "Inilah
pertengahan antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dia minta Aku
berikan". Seorang hamba berkata, "Tunjukilah kami jalan yang lurus,
jalan yang telah Engkau anugerahkan kepada mereka, bukan mereka yang kena murka
dan bukan mereka yang sesat." Allah menjawab, "Ini milik hambaKu, dan
bagi hambaKu apa yang dia minta Aku berikan," [Hadis Qudsi, HR. Muslim].
Karena “hubbub dunya”, sangat mencintai dunia.
"The
money is the first and the final of life, no money no happy," sehingga
hati pikirannya selalu dipenuhi oleh segala sesuatu yang bersifat duniawi. Itulah
yang diingat-ingat dalam sholat, sampai apa yang disebut oleh Rasulullah, "Hatta
yansa kam rokatan laka," sampai dia lupa sudah berapa rakaat dia sudah
sholat. Maka tidak heran saat sholat yang semestinya hati pikirannya fokus
dalam sholat, malah ingat dunia.
Karena makan minum yang haram.
Karena makan minum yang haram.
Baik
secara zat (lizaatihi) atau cara mencarinya dengan cara haram (linailihi),
walaupun halal zatnya seperti makan tempe tahu halal tetapi karena cara
mencarinya dengan berdusta, menipu, sumpah palsu, terima sogokan, korupsi dan
sebagainya, maka tetap haram.
Karena sholatnya masih disertai “Al Fahsyau”, berbuat maksiat.
Alwaqi
guru Imam Syafii berkata, "Nurullahi la yuhda lil a'shi", sungguh
cahaya nur hidayah Allah tidak akan masuk pada hati yang tertutup gelap karena
maksiat. Inilah kebanyakan yg terjadi pada 'tukang sholat', bukan 'Penegak
Sholat',
Hasilnya,
lagi-lagi kosong, tidak ada "atsar" pengaruh. Ini sekaligus menjadi
jawaban mengapa ada orang sholat tetapi sulit khusyuk. Bagaimana khusyuk,
maksiat terus.
Ini
semua bukan akhlak hamba Allah yang sholat. orang sholat itu belas kasih,
santun, pemaaf, murah senyum, dermawan dan rendah hati. Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya Allah menerima sholat
hamba-hambaNya yang rendah hati”.
Sumber: Islamedia



