Qiyamullail (3)

Qiyamullail Adalah Kebiasaan Orang-Orang Shalih dan Calon penghuni Surga
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka.Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah) [Adz-Dzariyat: 15-18].
Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa [HR. Tirmidzi no. 3549, Al Hakim I/380, Baihaqi II/502. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa Al Ghalil II/199/no. 452].
Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam [HR Muslim No. 2478 dan 2479].
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan shalat malam, lalu ia meninggalkannya [HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185].

Meneladani Kesungguhan Para Salafus Shalih Dalam Menegakkan Qiyamul Lail
Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai menjelang fajar menyingsing. Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: 
Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?”  
Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya”.
Abu Sulaiman berkata: Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai.Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini”.
Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah

Mengingat, Kemuliaan Seorang yang Beriman Ada Pada Shalat Malamnya
Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata:
Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain” [HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831].
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” [QS. Al-Muzammil: 6].

Meniatkan ('azzam yang kuat/affirmasi diri) Sebelumnya Untuk Bisa Bangun Memuliakan Keheningan Malam dengan Beribadah Kepada Allah
Berusaha bersikap adil teruntuk dunia dan akhirat kita. Mengingat:
Jika malam-malam kita sebelumnya telah sekian lama kita habiskan untuk tidur saja, sudah saatnya mulai malam ini kita bangun membasuh muka dengan air wudhu' dan lekas menyongsong perjumpaan denganNya”.
Sertasudah adilkah jatah waktu kita antara dunia dan akhirat dalam keseharian kita? maka mari kita menggenapi ketidak-adilan kita selama ini pada agama dan akhirat kita serta urusan diri kita kepada Allah dengan bersegera. Mulai malam ini, saat Allah masih memberi kesempatan pada diri kita sebelum kesempatan itu tiada (Allah mencabut-Nya). Menjadikan tiap malam kita menjadi malam-malam yang berkesanpenuh dengan doa-doa kita memohon ampun kepada Allah, bercakap-cakap erat dengan-Nya dan bukanya bertabur dosa dan kemaksiatan. Buktikan kita benar-benar mengharap HIDAYAH dan KEKUATAN dari Allah, sehingga hati kita akan menjadi bersih, dan diberi KEMUDAHAN menuju jalan kebaikan dan KESELAMATAN akhirat kita. Dan semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang BERUNTUNG. Merasakan manfaatnya bagi jiwa kita; dengan melaksanakannya akan mendatangkan pencerahan pada jiwa dan ketenangan hati kita. Mencukupkan malam-malam kita sebagai tempat berkeluh kesah hanya kepada Allah. Dengan sederas mungkin tangis kita, biarlah air mata meluap menunjukkan kelemahan dan ketidak-berdayaan diri kita. Tatkala seorang hamba menyembunyikan amal ibadah tertutup pekatnya malam, insya Allah Allah akan menutup pula aib-aib kita dan terhindar dari segala keburukan amalan kita.

Mengusahkan Hal-hal Yang Akan Mempermudah Kita Bangun Malam
Mengusahakan tidak terlalu banyak makan dan minum sebelumnya. Yang akan membuat perut terlalu kenyang dan mata mengantuk (terasa berat) untuk bangun ditengah malam.
Mengusahakan untuk tidur pada siang hari meskipun sebentar. Sebab dengan adanya tidur siang tersebut akan memudahkan kita untuk bangun malam.
Berusaha senantiasa memuliakan masjid dan menitipkan hati kita disana. Dengan meramaikanya untuk ibadah dan shalat jamaah diawal waktu (teruntuk laki-laki). Sehingga akan terbiasa, merasuk menjadi jati diri kita untuk senantiasa menjaga waktu-waktu ibadah kita kepada Allah secara berjamaah penuh kesadaran.
Berusaha dekat dan bergaul merekatkan diri pada orang-orang shaleh. Orang yang akan memberi kita nasehat (mengingatkan) akan kesalahan dan kekurangan diri kita. "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah"  [QS Ali Imran [3]: 110]. Dan bukan sekedar teman dalam kesenangan saja yang biasanya malah menjerumuskan (MENYESATKAN).

Berusaha meninggalkan Maksiat, Dosa dan Perbuatan Bid'ah
Al-Imam Hasan Al-Bashri pernah menegaskan:
Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail
Ada seseorang yang bertanya:
Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?
Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam” [Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid].
Berusaha untuk senantiasa mengawasi diri (menghisab diri) tiap amalan kita. Bahkan dari segala yang terlintas dalam benak kita serta informasi yang layak (boleh masuk) dalam ingatan (perhatian) kita.

Memanfaatkan Segala Sumber-Daya Yang Kita Miliki Untuk Bisa Bangun Shalat Malam
Seperti beker, alarm HP dan program-program reminder shalat (seperti mawaqit untuk hp yang sudah support java), dll serta teman, dan suami-istri untuk saling membantu serta berjamah melaksanakanya. Selain saling membangunkan suami-istri, dan keluarga juga saling membangunkan tetangga atau teman dengan menelpon/misscal melalui HP-nya. Saling berta'awun dalam kebaikan dan taqwa.
Allah memberi rahmat kepada seorang suami yang bangun malam lalu shalat dan (tidak lupa) membangunkan istrinya kemudian ia shalat juga. Jika istrinya enggan, dia(boleh) memerciki wajah istrinya dengan air. Allah memberi rahmat kepada seorang istri yang bangun malam kemudian mengerjakan shalat, dan ia tidak lupa membangunkan suaminya. Jika suaminya malas bangun, ia boleh memerciki wajah suaminya dengan air [HR Abu Daud].

Mempersiapkan Diri Sebelumnya Dengan Tidur Diawal Waktu dan Meniatkan Untuk Bangun Shalat Malam
Disunnahkan bagi seorang muslim tidur dalam keadaan suci, dan barang siapa yang bermalam dalam keadaan suci maka malaikat ikut bermalam bersamanya, dan ia tidak bangun kecuali malaikat berkata: Ya Allah, ampunilah hambamu fulan, karena ia bermalam dalam keadaan suci” [HR. Ibnu Hibban].
Disunnahkan segera tidur (tidur di awal malam dan menjauhkan diri dari begadang kecuali dalam hal-hal yang baik) agar bisa bangun untuk shalat malam dengan segar, dan disunnahkan bangun ketika mendengar adzan, sebagaimana sabda rasulullah:
Apabila salah seorang dari kalian tidur, setan membuat tiga ikatan di kepalanya, ia mengatakan pada setiap ikatan, malam masih panjang maka tidurlah”.
Rasulullah membenci tidur sebelum shalat 'isya dan berbicara sesudah Shalat Isya. sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud:
Tidak diperkenankan bercakap-cakap di malam hari kecuali bagi orang yang sedang mengerjakan shalat atau sedang bepergian” [HR. Ahmad, As-Suyuti menandainya sebagai hadits hasan].
Ketika akan tidur memperhatikan adab-adab tidur. Seperti membaca do'a sebelum tidur, membaca ayat kursi, membaca 2 ayat terakhir dari surat Al Baqarah, membaca Surat Al Kaafirun, dll. Sunnah sebelum tidur berniat qiyamullail, jika ia tertidur dan tidak bangun, maka ditulis baginya apa yg ia niatkan, dan tidurnya merupakan sedekah dari Tuhan kepadanya. Termasuk permohonan untuk dibangunkan agar bisa menunaikan shalat malam. Dan menjaga niat ikhlas karena mengharap ridha Allah. Seorang muslim seharusnya berusaha bangun malam dan tidak meninggalkannya, karena nabi sendiri melakukan qiyamul lail hingga kakinya PECAH-PECAH.

Lanjut Qiyamullail (4)

0 komentar:

Posting Komentar