Qiyamullail
Adalah Kebiasaan Orang-Orang Shalih dan Calon penghuni Surga
“Sesungguhnya orang-orang
yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air,
sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka.Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang
berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di
akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)” [Adz-Dzariyat:
15-18].
“Hendaklah
kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian,
dan ibadah yang mendekatkan diri
pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa” [HR. Tirmidzi no. 3549, Al Hakim I/380,
Baihaqi II/502. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa Al Ghalil
II/199/no. 452].
“Sebaik-baik lelaki
adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma,
-ed) seandainya ia sholat di waktu malam” [HR Muslim No. 2478 dan
2479].
Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
“Wahai
Abdullah, janganlah engkau menjadi
seperti fulan, ia kerjakan shalat malam, lalu ia meninggalkannya” [HR
Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185].
Meneladani
Kesungguhan Para Salafus Shalih Dalam Menegakkan Qiyamul Lail
Disebutkan dalam sebuah riwayat,
bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat
tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni
Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena
beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada
disekitarnya, ed.), sampai
menjelang fajar menyingsing. Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah
pernah ditanya:
“Mengapa
orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang
lainnya?”
Beliau
menjawab: “Karena mereka suka
berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka
dengan cahaya-Nya”.
Abu Sulaiman berkata: “Malam
hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada
permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai.Seandainya tanpa
adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini”.
Al-Imam Ibnu Al-Munkadir
menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada
tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah”
Mengingat,
Kemuliaan Seorang yang Beriman Ada Pada Shalat Malamnya
Ketika
Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata:
“Hai
Muhammad, kemuliaan orang beriman
adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain”
[HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no.
831].
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk
khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” [QS. Al-Muzammil:
6].
Meniatkan
('azzam yang kuat/affirmasi diri) Sebelumnya Untuk Bisa Bangun Memuliakan
Keheningan Malam dengan Beribadah Kepada Allah
Berusaha bersikap adil teruntuk dunia dan akhirat
kita. Mengingat:
“Jika malam-malam kita sebelumnya telah sekian
lama kita habiskan untuk tidur saja, sudah saatnya mulai malam ini kita bangun
membasuh muka dengan air wudhu' dan lekas menyongsong perjumpaan denganNya”.
Serta, sudah adilkah jatah waktu
kita antara dunia dan akhirat dalam keseharian kita? maka mari kita menggenapi ketidak-adilan kita
selama ini pada agama dan akhirat kita serta urusan diri kita kepada Allah
dengan bersegera. Mulai malam ini, saat Allah masih memberi kesempatan pada diri
kita sebelum kesempatan itu tiada (Allah mencabut-Nya). Menjadikan tiap malam kita menjadi malam-malam yang berkesan, penuh dengan doa-doa kita memohon ampun
kepada Allah, bercakap-cakap erat dengan-Nya dan bukanya bertabur
dosa dan kemaksiatan. Buktikan kita
benar-benar mengharap HIDAYAH dan KEKUATAN dari Allah, sehingga hati
kita akan menjadi bersih, dan diberi KEMUDAHAN menuju jalan kebaikan dan
KESELAMATAN akhirat kita. Dan semoga
kita termasuk golongan hamba-Nya yang BERUNTUNG. Merasakan manfaatnya bagi jiwa
kita; dengan melaksanakannya akan mendatangkan pencerahan pada jiwa dan
ketenangan hati kita. Mencukupkan
malam-malam kita sebagai tempat berkeluh kesah hanya kepada Allah. Dengan sederas mungkin tangis kita,
biarlah air mata meluap menunjukkan kelemahan dan ketidak-berdayaan diri kita. Tatkala seorang hamba menyembunyikan amal
ibadah tertutup pekatnya malam, insya Allah Allah akan menutup pula
aib-aib kita dan terhindar dari segala keburukan amalan kita.
Mengusahkan
Hal-hal Yang Akan Mempermudah Kita Bangun Malam
Mengusahakan
tidak terlalu banyak makan dan minum sebelumnya. Yang akan membuat perut
terlalu kenyang dan mata mengantuk (terasa berat) untuk bangun ditengah malam.
Mengusahakan
untuk tidur pada siang hari meskipun sebentar. Sebab dengan adanya tidur
siang tersebut akan memudahkan kita untuk bangun malam.
Berusaha
senantiasa memuliakan masjid dan menitipkan hati kita disana. Dengan
meramaikanya untuk ibadah dan shalat jamaah diawal waktu (teruntuk laki-laki). Sehingga akan terbiasa, merasuk menjadi jati
diri kita untuk senantiasa menjaga waktu-waktu ibadah kita kepada
Allah secara berjamaah penuh kesadaran.
Berusaha
dekat dan bergaul merekatkan diri pada orang-orang shaleh. Orang
yang akan memberi kita nasehat (mengingatkan) akan kesalahan dan kekurangan
diri kita. "Kalian
adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia; melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan beriman
kepada Allah" [QS Ali Imran [3]: 110]. Dan bukan sekedar
teman dalam kesenangan saja yang biasanya malah menjerumuskan (MENYESATKAN).
Berusaha
meninggalkan Maksiat, Dosa dan Perbuatan Bid'ah
Al-Imam Hasan Al-Bashri
pernah menegaskan:
“Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa,
akan terhalang dari qiyamul lail”
Ada
seseorang yang bertanya:
“Aku
tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa
yang harus kulakukan?”
Beliau
menjawab : “Jangan engkau bermaksiat
(berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di
waktu malam” [Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid].
Berusaha
untuk senantiasa mengawasi diri (menghisab diri) tiap amalan kita. Bahkan dari segala yang terlintas dalam benak kita
serta informasi yang layak (boleh masuk) dalam ingatan (perhatian) kita.
Memanfaatkan
Segala Sumber-Daya Yang Kita Miliki Untuk Bisa Bangun Shalat Malam
Seperti beker, alarm HP
dan program-program reminder shalat (seperti mawaqit untuk hp yang sudah support java), dll serta
teman, dan suami-istri untuk saling membantu serta berjamah melaksanakanya.
Selain saling membangunkan suami-istri, dan keluarga juga saling membangunkan tetangga atau teman
dengan menelpon/misscal melalui HP-nya. Saling berta'awun dalam kebaikan dan
taqwa.
“Allah memberi rahmat kepada seorang suami yang
bangun malam lalu shalat dan (tidak lupa) membangunkan istrinya kemudian
ia shalat juga. Jika istrinya enggan, dia(boleh) memerciki wajah istrinya
dengan air. Allah memberi rahmat kepada
seorang istri yang bangun malam kemudian mengerjakan shalat, dan
ia tidak lupa membangunkan suaminya. Jika suaminya malas bangun,
ia boleh memerciki wajah suaminya dengan air” [HR Abu Daud].
Mempersiapkan
Diri Sebelumnya Dengan Tidur Diawal Waktu dan Meniatkan Untuk Bangun Shalat
Malam
“Disunnahkan bagi seorang muslim tidur
dalam keadaan suci, dan barang siapa yang
bermalam dalam keadaan suci maka malaikat
ikut bermalam bersamanya, dan ia tidak bangun kecuali malaikat berkata: Ya
Allah, ampunilah hambamu fulan, karena ia bermalam dalam keadaan suci” [HR.
Ibnu Hibban].
Disunnahkan
segera tidur (tidur di awal malam dan menjauhkan diri dari begadang kecuali
dalam hal-hal yang baik) agar bisa bangun untuk shalat malam dengan segar, dan
disunnahkan bangun ketika mendengar adzan, sebagaimana sabda
rasulullah:
“Apabila
salah seorang dari kalian tidur, setan membuat tiga ikatan di kepalanya, ia
mengatakan pada setiap ikatan, malam masih panjang maka tidurlah”.
Rasulullah membenci tidur sebelum
shalat 'isya dan berbicara sesudah Shalat Isya. sebagaimana disebut dalam
hadits riwayat Ibnu Mas'ud:
“Tidak diperkenankan bercakap-cakap di malam
hari kecuali bagi orang yang sedang mengerjakan shalat atau sedang bepergian”
[HR. Ahmad, As-Suyuti menandainya sebagai hadits hasan].
Ketika
akan tidur memperhatikan adab-adab tidur. Seperti membaca do'a sebelum
tidur, membaca ayat kursi, membaca 2 ayat terakhir dari surat Al Baqarah,
membaca Surat Al Kaafirun, dll. Sunnah
sebelum tidur berniat qiyamullail, jika ia tertidur dan tidak bangun, maka
ditulis baginya apa yg ia niatkan, dan tidurnya merupakan sedekah
dari Tuhan kepadanya. Termasuk permohonan untuk dibangunkan agar bisa
menunaikan shalat malam. Dan menjaga niat ikhlas karena mengharap ridha Allah. Seorang muslim seharusnya berusaha bangun
malam dan tidak meninggalkannya, karena nabi sendiri melakukan qiyamul lail
hingga kakinya PECAH-PECAH.
Lanjut Qiyamullail (4)
Lanjut Qiyamullail (4)
0 komentar:
Posting Komentar